Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di kelas


Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di kelas

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Dalam penerapannya pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti melaksanakan proses pembelajaran yang berbeda-beda kepada setiap murid. Jika ada 32 orang murid didalam satu kelas, bukan berarti ada 32 metode yang berbeda-beda. Begitu juga dengan pemberian soal atau materi pembelajaran. Pada pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti seorang guru harus membuat soal atau materi pembelajaran yang berbeda-beda untuk 32 orang didalam satu kelas. Pembelajaran berdiferensiasi bukan juga berarti guru harus mengelompokkan murid yang pintar dengan pintar dan yang kurang dengan kurang. Pembelajaran berdiferensiasi bukan juga berarti pembelajaran yang semrawut, karena guru harus mempersiapkan beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus. 

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada kebutuhan murid dan bagaimana guru memprosesnya. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi harus diawali dengan pemetaan kebutuhan belajar murid. Ada 3 (tiga) aspek kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil gaya belajar murid. Kita bisa memetakan salah satu saja, atau ketiga aspek kebutuhan belajar tersebut. 

Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ini, guru memetakan kebutuhan murid berdasarkan profil gaya belajarnya. Melalui angket yang disusun oleh guru, murid dipetakan menjadi 3 (tiga) profil gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik. Selanjutnya strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan berbasis pada diferensiasi konten, proses dan produk. 

Diferensiasi konten meliputi apa yang diajarkan kepada murid dan bagaimana kesiapan murid sebelum pembelajaran dimulai. Pada rancangan pembelajaran yang akan diterapkan pada RPP ini, diferensiasi konten muncul pada saat kegiatan apersepsi dengan menggali pengetahuan murid pada konsep kesebangunan di kegiatan pendahuluan. Selanjutnya pada kegiatan inti, diferensiasi konten muncul pada saat penyajian materi didalam kelompok belajar murid. Dalam menyelesaikan tugas yang ada didalam Lembar Kerja, murid dapat menggunakan berbagai metode sesuai dengan gaya belajar mereka. 

Diferensiasi proses dilakukan sebagai tindakan untuk memahami atau memaknai informasi yang diberikan. Pada RPP ini diferensiasi proses dimunculkan pada saat kegiatan belajar kelompok. Murid diberikan bantuan (scaffolding) sesuai dengan kebutuhannya dalam menyelesaikan Lembar Kerja yang disiapkan oleh guru. Apa saja  bantuannya, berapa banyak dan siapa saja yang menerima bantuan dibedakan berdasarkan kebutuhan masing-masing.  Diferensiasi proses juga diterapkan pada saat murid mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Metode presentasi menggunakan dua tinggal dua tamu. Murid didalam kelompok belajarnya dibagi menjadi 2 (dua) bagian. Anak auditori diperankan sebagai anggota kelompok yang tinggal untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke kelompok lain yang datang bertamu. Sedangkan anak visual dan kinestetik diperankan sebagai anggota kelompok yang bertamu ke kelompok lain. 

Diferensiasi produk dilaksanakan untuk memberikan tantangan dan keragaman/variasi pilihan bagaimana murid mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Pada RPP ini diferensiasi produk diterapkan saat murid menghasilkan karya dari hasil kerja kelompok mereka. Murid diberikan kebebasan untuk memilih karya yang akan diberikan kepada guru sesuai dengan minat siswa. 

Lingkungan belajar sangat mempengaruhi terlaksananya pembelajaran berdiferensiasi. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk atmosfir lingkungan kelas positif. Pembelajaran berdiferensiasi harus tergambar didalam perencanaan yang disusun oleh guru agar memudahkan dalam proses pelaksanaannya.

Artikel

Berita Terpopuler